MAKALAH ASKEB V
(TUMBUH KEMBANG)
Disusun Oleh :
Kelompok
1. Dwi Isnaini 6. Revy Sefriani
2. Iis Herawati 7. Ricca Lestari
3. Ike Nurjannah 8. Septi Yensi
4. Mike Purnamasari 9. SeSti Listami
5. Nia Anggraini 10. Tariani Kartika Sari
Kelas : II.B
MK : ASKEB V
Dosen MK : Efrieni, S.Kep.Ners
AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAHAN
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK
2011-2012
(TUMBUH KEMBANG)
Disusun Oleh :
Kelompok
1. Dwi Isnaini 6. Revy Sefriani
2. Iis Herawati 7. Ricca Lestari
3. Ike Nurjannah 8. Septi Yensi
4. Mike Purnamasari 9. SeSti Listami
5. Nia Anggraini 10. Tariani Kartika Sari
Kelas : II.B
MK : ASKEB V
Dosen MK : Efrieni, S.Kep.Ners
AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAHAN
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK
2011-2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak
memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia
berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi
lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Pada usia
Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan
emosional. Pada anak usia toddler, seorang anak dapat sangat senang,
sibuk, bahkan gusar. Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan
pertumbuhan fisiknya melambat. Anak usia pra sekolah merupakan periode
ajaib mendapatkan pengalaman dari aktivitas dan rasa ingin tahu,
sehingga membutuhkan perhatian orang tua yang besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi tumbuh kembang ?
2. Bagaimana Tumbuh Kembang pada Usia 12 – 18 Bulan ?
3. Bagaimana Tumbuh Kembang pada Usia 18 – 24 Bulan ?
4. Bagaimana Tumbuh Kembang pada Usia Prasekolah ?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui defenisi tumbuh kembang
2. Untuk mengetahui Tumbuh Kembang pada Usia 12 – 18 Bulan
3. Untuk mengetahui Tumbuh Kembang pada Usia 18 – 24 Bulan
4. Untuk mengetahui Tumbuh Kembang pada Usia Prasekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut
kamus kedokteran Dorland, pertumbuhan ialah proses normal pertambahan
ukuran organisme sebagai akibat pertambahan jaringan pada yang telah ada
sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bias diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter) umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh). Menurut Pedoman Diagnosis Ilmu Kesehatan Anak batasan
dari pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan
dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural
dalam arti sebagian atau menyeluruh. 4,6,12
Menurut kamus
kedokteran Dorland, perkembangan ialah proses pertumbuhan dan
diferensiasi. Definisi lain dari perkembangan ialah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Istilah Perkembangan meliputi pertumbuhan fisik, maupun
pematangan fungsi, emosi dan perilaku sosial. Menurut Pedoman Diagnosis
Ilmu Kesehatan Anak batasan dari perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
* I BULAN :
• Mengangkat sedikit kepalanya bila di tengkurapkan
• Mulai membangun kemampuan refleks menggenggam dengan kuat
• Hanya melihat hitam dan putih untuk semua beda yang berada 20cm dari wajahnya
• Menggunakan ekspresi wajah untuk menarik perhatian
* 2 BULAN :
• Mengangkat kepalanya setimggi 45 derajat dan bertahan beberapa menit dengan posisi seperti itu ketika di tengkurapkan
• Mengnngkat kepalanya bila digendong dengan muka menempel di pundak ibu/ayah
• Diam dan tenang sambil mengemut jari/dot(empeng)
• Menggerakan mata mengikuti objek
* 3 BULAN :
• Mengangkat kepalanya setinggi 90 derajat ketika ditengkurap
• Kepala tegak bila didudukan
• Mendekatkan kedua kepalan tangan
• Tidur sepanjang malam
• Menggunakan kepala tangan untuk memukul mainan atau benda yang ada di dekatnya
• Menyuguhkan senyum pertamanya
• Melihat warna dengan jelas
* 4 BULAN :
• Berguling dari posisi terlentang ketengkurap atau sebaliknya
• Mengangkat bahu ketika tengkurap kemudian menyangga dengan tangannya sendiri
• Selalu menaruh Sesutu yang diraih kemulutnya. Tanda sifat ingin tahunya mulai terentuk
• Asyik mengamati danbermain dengan tangan dan kakinya
• Mengenali orang dan benda
* 5 BULAN :
• Mengangkat kaki dan tangannya ketika tegkurap
• Mengoceh dan tertawa lepas yang nyaring
• Kepalanya dapat tegak dengan kuat ketika diberdirikan
* 6 BULAN :
• Mampu duduk sendiri
• Bias memegang botolnya
• Mengambil benda yang menarik perhatiannya
• Bermain dengan cara memindahkan mainan atau objek lain dari satu tapak tangan ke tapak tangan lainnya
• Menggoyang-goyangkan mainnan yang menimbulkan bunyi
• Bias berkata”ba” “ga”dan “ma” serta kombinasi katayang terdiri konsonan dan huruf hidup
• Menunjukan keterikatan yang kuat dengan cara enangis ketika ibu meninggalkannya dikamar
* 7 BULAN :
• Berdiri dengan bantuan ibu/ayah
• Mengangkat-angkat tangan dengan lutut
• Cemas ketika melihat orang asing
• Senang berguling-guling ditempat tidur bila diletakan ditempat yang datar yang lapang
• Menyecap jus atau minuman dari cangkir berkuping dua dengan bantuan
* 8 BULAN :
• Mengigit sediri potongan kue yang kecil
• Suka menjatuhkan jatuhkan benda
• Merangkak dalam jarak pendek
• Mulai cari pegangan untuk berdiri
• Jari-jarinya mulai menjepit untuk mengambil benda yang jatuh
• Bermain ciluk-ba
• Menggunaka telunjuk untuk menunjuk sesuatu
* 9 BULAN :
• Merangkak menaiki tangga
• Memberikan respon bila namanya di panggil
• Berkata “papa” “mama”
• Menjumput makanan dengan jari-jarinya
• Mulai melangkah dengan bantuan
* 10 BULAN :
• Berdiri tegak dengan bantuan seperlunya
• Bias duduk sendiri dari posisi berdiri
• Mendorong badannya sendiri untuk berdiri
• Mengambil sendiri mainan yang di sembunyikannya
• Mengulang ulang suara dan gerakan tubuhnya untuk mencari perhatian
• Melambaikan tangan
*11 BULAN :
• Mengoceh dengan nada-nada yang lebih panjang
• Mengulurka lengan atau kaki ketika dipakaikan baju
• Mampu memegang cangkir dan meminumnya tanpa bantuan
• Menjelajah diantara perabotan rumah
• Maju satu langkah tanpa berpegang pada apapun
* 12 BULAN :
• Berdiri tanpa dibantu
• Berjalan dengan atau tanpa dibantu’memberikan ciuman bila diminta
• Memberikan atau meminta mainan
• Mengaduk –aduk kotak mainan untuk mencari mainan yang di inginkannya
Bila berbicara tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun maka ada dua tahapan masa yang harus dilalui yaitu:
1. Toddler : umur 1 s/d 3 tahun
2. Preschool : umur 3 s/d 5 tahun
2.2 Tumbuh Kembang Usia 12 – 18 Bulan
2.2.1 Perkembangan Fisik
Tingkat
pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan nafsu makan
menurun. “Lemak bayi” dibakar oleh gerakan yang bertambah, lumbar
lordosis berlebihan membuat perut menonjol. Pertumbuhan otak, disertai
mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan penambahan lingkar kepala lebih
dari 2 cm dalam 1 tahun.
Sebagian besar anak mulai berjalan
sendiri mendekati usia satu tahun, sebagian lagi tidak dapat berjalan
sampai usia 15 bulan. Bayi yang sangat aktif dan berani cenderung
berjalan lebih awal, bayi kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat
dengan menyelidiki obyek-obyek secara terperinci barjalan lebih lambat.
Berjalan lebih awal tidak berkaitan dengan perkembangan di bidang-bidang
lain.
Pertama, bayi berjalan tertatih-tatih, lutut
membengkok dengan lengan di fleksi di siku, seluruh batang tubuh
berputar pada setiap langkah, jari kaki mungkin menunjuk ke arah luar
dan ke dalam dan kaki menempel pada lantai. Kemudian menuju kemantapan
yang lebih besar dan efisiensi tenaga. Setelah beberapa bulan latihan,
pusat gravitasi bergeser ke belakang dan batang tubuh berdiri lebih
stabil, sementara lutut ekstensi dan lengan mengayun ke samping untuk
keseimbangan. Jari-jari kaki ditahan sejajar dan anak itu dapat
berhenti, berputar dan membungkuk tanpa jatuh.
Ketika anak
dapat berjalan secara bebas, anak dapat berjalan menjauhi orang tuanya
dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun anak menggunakan ibunya sebagai
“basis rumah/home base”, sering kembali kepada ibunya untuk menentramkan
hati lagi, menunjukkan bahwa anak telah mengambil langkah besar menuju
kebebasan.
2.2.2 Perkembangan Kognitif
Penjelajahan
benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan, dan pelepasan
hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah ke hal-hal yang menarik.
Anak yang baru berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-cara baru
untuk menciptakan hal-hal menarik, seperti menumpuk balok-balok atau
meletakan barang ke dalam tempat kaset video. Alat-alat mainan juga
lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud tujuannya (sisir untuk
rambut, cangkir untuk minum). Meniru orang tua dan anak-anak yang lebih
dewasa adalah cara belajar yang penting. Permainan khayalan yang
berpusat pada tubuh anak itu sendiri (pura-pura minum dari cangkir
kosong).
2.2.3 Perkembangan Emosi
Bayi-bayi yang
berkembang mendekati kejadian penting atau “milestone” dari
langkah-langkah pertama mereka mungkin mudah marah. Bila mereka mulai
berjalan, perubahan suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang
baru belajar berjalan digambarkan seperti orang yang dimabukan oleh
kemampuan mereka yang baru dan oleh kekuatan mereka. Mereka sering
berputar mengelilingi orang tua mereka, seperti planet-planet
mengelilingi matahari, berpindah-pindah, menoleh ke belakang, bergerak
lebih jauh dan kemudian kembali untuk mendapat sentuhan yang menenangkan
dari orang tua mereka. Pada lingkungan yang tidak dikenal, dengan
perasaan anak yang takut, orbit-orbit demikian mungkin kecil atau tidak
ada, dalam keadaan lingkungan yang dikenal, anak yang berani dapat
“berkeliling” sampai tidak terlihat.
Kemampuan anak untuk
menggunakan orang tua sebagai “tempat aman” untuk penjelajahan,
tergantung pada hubungan kasih sayang. Kasih sayang dapat dinilai dari
orang tua meninggalkan anak-anak dalam ruang bermain yang tidak dikenal,
“situasi asing”. Ketika orang tua mereka pergi, sebagian anak berhenti
bermain, menangis, dan mencoba untuk ikut. Namun, akibat terbesar yang
menarik adalah tanggapan anak ketika orang tua mereka kembali. Anak yang
disayangi pergi ke orang tuanya dengan segera untuk diantar, dihibur
dan kemudian dapat kembali bermain. Anak dengan perasaan sayang yang
bertentangan (ambivalen) pergi ke orang tuanya tetapi kemudian menolak
untuk dihibur dan mungkin memukul orang tuanya karena marah. Anak-anak
yang dkategorikan sebagai penghindar mungkin tidak protes ketika orang
tua mereka pergi dan mungkin tidak menyambut saat mereka kembali. Pola
tanggapan yang tampak gelisah mungkin mewakili perkembangan bayi
mengembangkan strategi untuk menanggulangi sifat orang tua mereka yang
suka menghukum atau tidak bertanggung jawab dan mungkin meramalkan
masalah kognitif dan masalah emosi di kemudian hari. Persengketaan
berlanjut tentang bagaimana bayi bertabiat dan pengalaman perpisahan
sebelumnya mungkin mempengaruhi tafsiran dari akibat situasi yang aneh.
2.2.4 Perkembangan Bahasa
Komunikasi
penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi
dan yang merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata
pertama mulai muncul pada usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat
mengucapkan setidaknya 1 sampai 2 kata pada ulang thun pertama mereka.
Ketika bayi mulai mengucapkan kata-kata pertamanya, kira-kira 12 bulan ,
mereka mulai menanggapi dengan tepat beberapa contoh pernyataan
sederhana seperti “tidak”, “selamat tinggal, “ saya minta”. Pada usia 15
bulan, rata-rata anak menunjuk pada bagian utama tubuh dan mengunakan
4-6 kata-kata secara spontan dan benar, termasuk kata benda nama
sendiri. Anak yang baru berjalan juga menikmati berkata-kata dengan suku
kata yang banyak tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada yang
mengerti.
2.2.5 Keterlibatan Orang Tua dan Dokter Anak
Orang
tua dapat mengungkapkan tentang asupan yang rendah sebagai pertumbuhan
yang lambat. Orang tua yang tidak dapat mengingat kejadian-kejadian
penting lain cenderung mengingat ketika anak mereka mulai berjalan,
mungkin karena persamaan simbolis berjalan dengan sikap mandiri. Pada
anak yang baru mulai berjalan seharusnya didorong untuk menjelajahi
lingkungannya, kemampuan anak untuk mencari tahu juga meningkatkan
resiko untuk terluka dan penambahan pengawasan.
Dalam ruang
pemeriksaan, kebanyakan anak yang baru mulai berjalan nyaman untuk
menjelajahi ruangan, tetapi tetap melekat pada orang tuanya dibawah
stress pemeriksaan. Melakukan sebagian besar pemeriksaan fisik pada
pangkuan orangtuanya membantu menghilangkan rasa takut untuk dipisahkan.
Bayi-bayi yang menjadi bertambah distress, bukan berkurang, di tangan
orang tuanya atau yang menghindari orang tuanya saat stress, mungkin
menjadi gelisah. Anak-anak yang muda, bila mengalami distress, berbalik
ke orang asing untuk mendapatkan hiburan bukannya ke orangtuanya yang
sangat mengkuatirkan. Konflik antara kebebasan dan keamanan
bermanifestasi dalam masalah disiplin, sifat marah, latihan toilet, dan
perubahan perilaku makan. Orang tua sebaiknya diberitahukan tentang
masalah-masalah ini bahwa peristiwa ini masih dalam batas perkembangan
normal anak.
2.3 Tumbuh Kembang Usia 18 – 24 Bulan
2.3.1 Perkembangan Fisik
Perkembangan
motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, dengan perkembangan di
dunia di bidang keseimbangan dan kelincahan serta kemampuan untuk
berlari dan menaiki tangga. Berat dan tinggi meningkat secara bertahap
meskipun pertumbuhan kepala terjadi agak lambat. 90% dari lingkar kepala
dewasa didapatkan pada usia 2 tahun, dengan pertambahan hanya 5 cm yang
didapat pada beberapa tahun ke depan.
2.3.2 Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18
bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandai kesimpulan periode
sensorimotor. Obyek permanen benar-benar didirikan, balita yang baru
belajar berjalan mengaharapkan adanya obyek yang dapat digerakan
walaupun benda itu tidak dapat dilihat karena sedang bergerak. Sebab dan
akibat dimengerti dengan lebih baik, dan balita memperlihatkan
kemampuan dalam menyelesaikan masalah, menggunakan tongkat untuk
menggunakan mainan yang ada di luar jangkauannya dan menggambarkan
bagaimana cara menggerakkan mesin mainan. Perubahan bentuk secara
simbolik dalam permainan tidak lagi terikat pada tubuh balita itu
sendiri, sehingga sebuah boneka dapat diberi makan dengan piring kosong.
Seperti reorganisasi pada umur 9 bulan, kognitif berubah pada umur 18
bulan, berkorelasi dengan perubahan penting dalam emosi dan bidang
bahasa.
2.3.3 Perkembangan Emosi
Pada banyak anak,
kebebasan relatif pada periode sebelumnya memberi jalan untuk menambah
keterikatannya pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini digambarkan
sebagai penyesuaian yang mungkin merupakan reaksi tumbuhya kesadaran
dari kemungkinan berpisah. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa mereka
tidak bisa kemana-mana tanpa bersama-sama anaknya. Tidur sendiri
seringkali sangat sulit, dengan banyaknya kesalahan awal dan kemarahan.
Banyak anak menggunakan selimut khusus atau mainan sebagai obyek
transisi, sesuatu yang berguna sebagai simbol dari ketidakhadiran
orangtua (obyek dalam istilah psikoanalitik). Obyek transisi tetap
pentig sampai peralihan ke pemikiran simbolis telah dilengkapi dan
simbol kehadiran orang tua telah dipenuhi.
Kesadaran sendiri
dan pemenuhan standar evaluasi pertama muncul pada usia ini. Anak yang
sedang belajar berjalan memandang cermin untuk pertama kalinya,
menyentuh wajah mereka sendiri bukannya bayangan cermin, jika mereka
memperhatikan titik merah pada hidung mereka atau beberapa penampilan
yang tidak biasa. Mereka mulai mengenali ketika mainannya rusak dan
mugkin menyerahkan kepada orang tua untuk diperbaiki. Ketika tergoda
untuk menyentuh objek yang dilarang, mereka mungkin berkata kepada diri
mereka sendiri, “jangan, jangan”, bukti adanya internalisasi standar
perilaku. Bahasa menjadi penting untuk mengontrol gerak hati, sebab
awal, dan hubungan antara ide-ide. Faktanya mereka sering menyentuh
suatu objek untuk menunjukkan kelemahan relatif dari proses hambatan
internalisasi pada tahap ini.
Saat perasaan anak berkembang
akan dirinya, mereka mulai mengerti perasaan orang lain dan membangun
rasa empati. Anak dapat memeluk anak lainnya yang mendapatkan distress
atau menjadi perhatian ketika seseorang sedang sakit. Mereka mulai
mengerti perasaan anak lainnya jika disakiti, dan kesadaran ini
mendorong mereka untuk menahan perilaku agresif mereka.
2.3.4 Perkembangan Bahasa
Mungkin
perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah bahasa.
Memberi nama objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik.
Setelah menyadari bahwa kata-kata dapat berarti benda, perbendaharaan
kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata pada usia 18 bulan menjadi
50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat perbendaharaan kata kira-kira
50 kata, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai
kalimat sederhana, permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak
mengerti perintah 2 tahap, seperti “berikan bola itu dan pakai
sepatumu”. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol lingkuangan
sekitarnya, seperti “selamat tinggal” atau “malam-malam”. Kemunculan
bahasa lisan menandakan berakhirnya periode sensorimotor. Seperti
anak-anak yang baru berjalan-jalan belajar menggunakan simbol-simbol
untuk mengungkapkan ide-ide dan menyelesaikan masalah, kebutuhan untuk
kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan gerakan manipulasi
berkurang.
Bertambahnya perbendaharaan kata yang ekspresif
bervariasi antara usia 12 sampai 24 bulan. Anak laki-laki dan anak yang
diajarkan 2 bahasa cenderung mengalami perkembangan bahasa yang lebih
lambat selama usia tersebut. Namun jenis kelamin dan pajanan 2 bahasa
bukan menjadi alasan gagalnya merujuk anak karena terlambat bicara untuk
evaluasi lebih lanjut. Penting untuk diketahui bahwa kebanyakan anak
tidak benar-benar mahir 2 bahasa. Kebanyakan anak banyak mempunyai satu
bahasa yang utama dan bahasa lainnya hanya sebagai bahasa sekunder.
2.3.5 Keterlibatan Orang Tua dan Dokter Anak
Dengan
pertambahan gerakan, pembatasan fisik pada penjelajahan anak menjadi
kurang efektif, kata-kata menjadi bertambah penting untuk mengontrol
tingkah laku juga kognisi. Anak-anak dengan pertambahan bahasa yang
tertunda sering mempunyai masalah tingkah laku yang lebih besar.
Perkembangan bahasa menjadi mudah ketika orang tua dan pengasuh memakai
kalimat yang sederhana, jelas, menanyakan pertanyaan dan tanggap
terhadap kalimat anak-anak yang tidak sempurna dan komunikasi yang
dibuat dengan kata-kata yang tepat. Periode teratur dengan melihat
buku-buku bergambar bersama-sama berlanjut untuk menyediakan suasana
yang ideal untuk perkembangan bahasa.
Dalam ruang
pemeriksaan, beberapa prosedur dapat mengurangi rasa cemas anak terhadap
keasingan. Awalnya hindari kontak mata secara langsung. Lakukan
pemeriksaan sebanyak mungkin yang dapat dikerjakan dengan anak ada di
pangkuan orangtuanya. Dokter anak dapat menjelaskan tentang munculnya
kembali masalah perpisahan dan penampilan menghargai selimut atau boneka
beruang sebagai fenomena perkembangan. Orang tua harus mengerti tentang
pentingnya penjelajahan. Daripada membatasi pergerakan anak, lebih baik
menempatkan anak pada tempat yang aman atau mengganti 1 aktivitas ke
aktivitas lainnya. Metode disiplin, termasuk hukuman badan, harus
didiskusikan, alternatif yang efektif biasanya lebih dihargai. Membantu
orang tua untuk mengerti dan beradaptasi dengan perubahan emosi anak
yang berbeda dapat merupakan intervensi yang penting. Perkembangan rutin
harian sangat membantu anak pada usia ini. Kekakuan dalam rutinitas
dapat mencerminkan kebutuhan penguasaan merubah lingkungan.
2.3.6 Nutrisi pada Toddler
Anak
kecil membutuhkan diet dengan kandungan energi yang besar, mereka
cenderung makan-makanan tinggi lemak dan karbohidrat namun rendah
buah-buahan dan sayur-sayuran. Secara umum, usia toddler merupakan usia
transisi dari perubahan diet tinggi lemak sejak bayi menjadi diet rendah
lemak pada usia pra sekolah dan anak yang lebih tua.
Orang
tua harus diberitahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat harus
diberikan saat anak makan menu utama. Pemberian buah-buahan dan
sayur-sayuran dengan porsi 80 gram sehari harus dipikirkan oleh orang
tuanya, sangat penting untuk memberikan buah dan sayur pada setiap kali
makan untuk membuat anak terbiasa dengan makanan ini. Dengan
memotong-motong sayur atau buah menjadi potongan kecil, diaduk pada
penggorengan, dan dibakar untuk membuat manis rasanya dan ditambahkan
pada sup dan saus dapat menambah konsumsi sayur dan buah pada anak. Susu
dan produk susu merupakan sumber kalsium dan nutrisi lainnya yang
sangat penting, dan orang tua sebaiknya memberikan sebanyak 3 kali
sehari. Namun, memberikan banyak susu dapat menggantikan makanan penting
lainnya dan dapat mengarah kepada defisiensi Fe pada toddler. 1 sampai 2
kali pemberian daging, ikan, dan makanan alternatif bagi vegetarian
(seperti telur, buncis, kacang) juga harus diberikan dan dapat disajikan
dengan makanan yang berkuah untuk melembutkan bentuknya. Makanan tinggi
lemak dan karbohidrat (seperti es krim, kue, biskuit) dapat diberikan
dalam jumlah tidak banyak dan tidak boleh menggantikan makanan penting
lainnya. Suplemen vitamin (tetes vitamin A dan D) juga dianjurkan pada
anak-anak.
Anak-anak dengan pertambahan berat badan yang
sedikit-sedikit menandakan buruknya pertumbuhan yang disebabkan oleh
nutrisi yang rendah dan infeksi, ini merupakan kasus yang terus-menerus
terjadi pada negara berkembang.
Namun, anak juga dapat
menjadi gemuk (obes). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
obesitas pada anak, yaitu genetik, faktor lingkungan, seperti diet yang
rendah dan aktivitas fisik yang rendah, merupakan faktor resiko yang
besar membuat bertambahnya berat anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan
makan terus memburuk dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa
bukti bahwa toddler tidak aktif daripada yang seharusnya (contohnya di
Amerika, penonton televisi semakin banyak dengan hampir setengahnya
anak-anak berusia 2-3 tahun yang menonton lebih dari 3 jam per hari).
Menganjurkan
pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan kudapan,
hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan, mendorong
anak untuk makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir, dan batasi
makan makanan gula dan mengandung natrium.
2.4 Tumbuh Kembang Usia Prasekolah
Sebagai
anak yang baru berjalan, anak belajar untuk berjalan menjauhi dan
mendekati ke orang dewasa yang dekat atau orangtuanya. Saat usia
prasekolah, anak-anak menjelajahi pemisahan emosiaonal, bertukar-tukar
antara perlawanan manja dan gembira, antara berani menjelajah dan sifat
melekat. Dengan bertambahnya waktu yang didapat di kelas atau tempat
bermain kemampuan anak untuk beradaptasi kepada aturan baru dan
hubungan. Anak-anak prasekolah mengetahui bahwa mereka dapat berbuat
lebih dari yang sebelumnya, tetapi mereka juga sangat sadar dengan
keterbatasan yang diberikan kepada mereka oleh orang dewasa dan
kemampuan terbatas mereka.
2.4.1 Perkembangan Fisik
Pertambahan
berat badan dan tinggi badan biasanya berjalan konstan selama periode
pra sekolah. Pada akhir tahun kedua, pertumbuhan tubuh dan otak lambat,
dengan penurunan yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan,
dan timbulnya kebiasaan makan yang ”memilih-milih”. Rata-rata
pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi badan 7-8 cm
setiap tahun. Berat badan lahir bertambah 4 kali saat usia 2 ½ tahun.
Ketika berusia 4 tahun rata-rata berat yaitu 40 lb dan tinggi 40 in.
Kepala akan tumbuh hanya bertambah 5 cm antara usia 3 sampai 18 tahun.
Anak-anak dengan timbunan adipositas awal (pertambahan pada massa index
tubuh) mempunyai resiko untuk gemuk ketika dewasa.
Pertumbuhan
organ seksual sepadan dengan pertumbuhan somatis. Anak prasekolah
mempunyai genu valgum atau pes planus ringan. Batang tubuh langsing
seperti pemanjangan tungkai. Energi fisik memuncak, dan kebutuhan tidur
menurun sampai 11-13 jam/hari, biasanya termasuk sekali tidur siang.
Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun dan 20/20 pada
usia 4 tahun. Semua 20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun.
Tabel 2.1 Pola perilaku yang timbul antara 1 sampai 5 tahun
15 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Berjalan sendiri, menaiki tangga dengan merangkak
Membuat menara 3 tingkat dari kubus, membuat garis menggunakan crayon, memasukkan kismis ke dalam botol
Berlogat, mengikuti perintah sederhana, menyebut nama objek yang sudah akrab
Menandakan hasrat atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk orang tua
18 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Berlari
kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga dengan
berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat sampah
Membuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis, meniru gerakan vertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya
10 kata (rata-rata), menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
24 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Berlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu, memanjat perabotan rumah tangga, melompat.
Membuat
menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan pola melingkar,
meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam sekali lihat.
Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat (subjek, predikat, objek).
Menggunakan sendok dengan baik, dapat membantu membuka baju, mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Menaki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian
Membuat
menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat gerakan vertical dan
horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang, meniru gerakan melingkar
Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri “saya”, mengetahui nama lengkap sendiri.
Membantu menaruh benda, berpura pura dalam bermain.
36 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri menggunakan satu kaki
Membuat menara sepuluh tingkat dari kubus, membuat jembatan menggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru gerakan silang.
Mengetahui
umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan benar, mengulangi
tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku kata.
Bermain
permainan sederhana (bersama-sama dengan anak lain), membantu memakai
baju (melepaskan kancing baju dan memakai sepatu), menyuci tangan.
48 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Melompat
dengan satu kaki, melempar bola dengan ayunan tangan yang tinggi,
menggunakan gunting untuk memotong gambar, mendaki dengan baik.
Menyalin
jembatan dari contohnya, meniru konstruksi gerbang menggunakan lima
kubus, menyalin tanda silang dan kotak, menggambar dua samapai empat
bagian tubuh manusia selain kepala, dapat mengetahui perbedaan panjang
dua garis.
Menghitung empat koin uang, menceritakan cerita.
Bermain dengan beberapa anak, dengan memulai interaksi social dan peran permainan, pergi ke toilat sendiri.
60 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial Lewat
Menggambar segitiga, menamai lebih banyak dari 2 nama
Menyebut 4 warna, mengulang kalimat dari 10 suku kata, menghitung 10 buah koin receh dengan benar
Memakai pakaian dan melepas pakaian, bertanya tentang arti kata-kata, mengikutsertakan seseorang dalam peran bermain
Kejadian
penting atau ”milestone” dari motorik kasar dan halus disajikan dalam
tabel 2.1. Sebagian besar anak berjalan dengan gaya matur dan lari
dengan mantap sebelum akhir tahun ketiganya. Melewati tingkat dasar ini,
terdapat variasi yang luas dalam kemampuan seperti kisaran kegiatan
motorik berkembang mencakup melempar, menangkap, dan menendang bola,
mengendarai sepede, menaiki bangunan di lapanagan, menari, dan pola
tingkah laku kompleks lainnya. Tanda-tanda gaya aktivitas kasar seperti
tempo, intensitas, dan kewaspadaan juga sangat bervariasi juga karena
bakat bawaan. Walaupun anak dapat berjalan dengan gaya yang berbeda,
berjalan dengan ibu jari tidak seharusnya bertahan.
Pengaruh-pengaruh
seperti perbedaan individu pada perkembangan kognitif dan emosi
sebagian bergantung pada tuntutan lingkungan sosial. Anak-anak yang
semangat, terkoordinasi mungkin tumbuh secara emosional dengan orang tua
atau guru yang menekankan aktivitas fisik, namun pada anak-anak dengan
tenaga yang kurang, lebih berotak, mungkin tumbuh dengan orang tua yang
menekankan nilai permainan dengan sungguh-sungguh.
Kemandirian
biasanya muncul pada tahun ketiga. Frustasi mungkin akibat dari upaya
untuk mengubah pilihan tangan anak. Variasi dalam perkembangan motorik
halus menggambarkan kecenderungan individu maupun berbagai kesempatan
untuk belajar. Anak-anak yang jarang diizinkan memakai crayon, misalnya,
nantinya mengembangkan genggaman pensil orang dewasa.
Kontrol
buang air besar dan buang air kecil muncul saat periode ini, dengan
”kesiapan” untuk ke toilet mempunyai variasi individu dan budaya yang
luas. Anak perempuan cenderung lebih awal dan lebih cepat terlatih
daripada anak laki-laki. ”Ngompol” normal sampai usia 4 tahun pada anak
perempuan dan 5 tahun pada anak laki-laki. Banyak anak-anak mengusai
proses ke toilet dengan mudah, terutama sekali sekali ketika mereka
sudah mampu untuk mengatakan secara verbal kebutuhan badannya. Untuk
anak lainnya, latihan toilet dapat juga memanjang dengan kekuatan
berontak dari anak. Penolakkan untuk defekasi di toilet atau pot relatif
umum dan dapat mengarah ke konstipasi dan frustasi orang tua.
Penghentian latihan (kembali memakai diaper) seringkali memenuhi proses
penguasaan proses bertoilet.
Latihan bertoilet menunjukkan
peristiwa penting bagi orang tua karena menandakan kebebasan mereka dari
pakaian kotor karena popok. Pada beberapa orang tua juga mewakili salah
satu segi dari perkembangan anak dan satu kebanggaan bahwa anak mereka
telah mendapat kemampuan tertentu pada usia dini. Untuk alasan ini dan
lainnya,mungkin tidak ada peristiwa penting perkembangan lainnya yang
terdorong dan lebih penting dari latihan bertoilet.
Kematangan
usia menandakan kesiapan untuk latihan bertoilet, setelah 18 bulan,
toddler mempunyai kapasitas sensorik untuk sadar akan penuhnya rectum
atau kandung kemih dan secara fisik sudah mampu mengontrol shincter anus
dan saluran urinarius. Bagian penting yang berhubungan dengan masalah
latihan bertoilet ialah membimbing orang tua tentang tanda kesiapan
anaknya untuk memulai bertoilet, seperti yang diperlihatkan pada tabel
2.2. Kurang dari 25% dari anak-anak berhasil pada usia 24 bulan, tetapi
sebagian besar anak menguasai bertoilet pada usia 48 bulan. Ingatkan
pada orang tua bahwa terjadi proses perkembangan anak yang normal pada
usia ini.
Tabel 2.2 Tanda kesiapan anak dalam latihan bertoilet
• Bahasa lisan anak, bahasa tubuh, atau aktivitas yang menandakan ia akan melakukan buang air kecil atau defekasi
• Pergerakan usus anak yang muncul pada jadwal prediksi
• Popok anak yang kering untuk waktu yang lama, menandakan kapasitas kandung kemih yang siap berfungsi
• Anak dapat membuka bajunya
• Anak menunjukkan perhatian dalam meniru anggota keluarga
• Anak menunjukkan perhatian dalam menyenangkan anggota keluarga
• Anak dapat mengikuti perintah
Tanda
kesiapan meliputi bahasa yang cukup untuk menggambarkan kebutuhan
defekasi, dan orangtuanya harus mampu mengkomunikasikan dengan anaknya
mengenai kebutuhan ini. Anak menunjukkan sebuah kesadaran bahwa popok
harus diganti sudah dapat dipelajari. Anak yang senang dengan reaksi
orang tua dan mau menunjukkan kemampuan mengurus diri dapat termotivasi
menggunakan toilet. Anak yang pada permulaan menunjukkan rasa malu atau
sadar akan kedaruratan tubuh akan pergi ke sudut rumah untuk defekasi
dapat diarahkan ke kamar mandi untuk melakukannya.
Bagi orang
tua memuji anaknya merupakan suatu langkah awal. Awalnya orang tua dapat
memuji anaknya ketika pergi ke kamar mandi dengan duduk pada toilet
walaupun tidak ada rangsangan untuk defekasi untuk beberapa menit.
Pujian dapat ditingkatkan saat melakukan defekasi. Pada setiap waktu
sangat penting bagi orang tua untuk menjaga sikap yang positif.
Anak-anak tidak boleh dipermalukan saat gagal menggunakan kursi pot atau
kecelakaan saat berproses bertoilet. Orang tua harus disiapkan pada
saat anak latihan bertoilet karena memakan waktu beberapa bulan dan
kecelakaan sering terjadi.
Implikasi untuk orang tua dan
dokter anak. Penurunan normal nafsu makan di usia ini sering menimbulkan
kecemasan tentang nutrisi. Sebagian besar, orang tua dapat diyakinkan
bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Anak-anak
biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan
tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Asupan setiap hari bervariasi.
Kadang-kadang luas, akan tetapi asupan selama periode 1 minggu relatif
stabil. Upaya orang tua untuk mengatur asupan anak mengganggu mekanisme
pengaturan diri ini karena anak harus menyetujui atau berontak melawan
tekanan. Akibatnya anak menjadi kelebihan makan atau kekurangan makan.
Perlu diketahui juga bahwa pada anak prasekolah dengan anemia defisiensi
Fe anak menjadi kurang aktif terhadap lingkungan sosialnya dan lebih
cepat mendekati ibunya, dan lebih lambat dalam memperlihatkan pengaruh
positif dan menyentuh mainan baru untuk pertama kalinya.
Anak
yang terlalu aktif meningkatkan resiko untuk terluka, dan orang tua
harus mendapat bimbingan awal mengenai pengamanan. Orang tua kuatir
mengenai kemungkinan ”hiperaktifitas” yang menggambarkan harapan yang
tidak benar, kekuatiran yang berlebihan atau overaktivitas yang
sebenarnya. Anak yang terlibat dalam aktivitas yang gegabah, tidak dapat
dikendalikan tanpa memperhatikan keamanan dirinya, harus dievaluasi
lebih lanjut.
2.4.2 Perkembangan Kognitif
Bahasa,
kognisi dan permainan semuanya melibatkan fungsi simbolis, suatu cara
mengatasi dunia yang semakin menjadi penting selama periode prasekolah.
Periode
prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional Piaget
(pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris, dan pemikiran
yang didominasi oleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari
kejadian yang kebetulan untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungkan
motivasi kepada benda mati dan kejadian) dan kepercayaan yang tidak
realistik terhadap kekuatan hasrat. Anak-anak mungkin percaya bahwa
orang-orang membuat hujan dengan membawa payung, bahwa matahari turun
”karena lelah” atau bahwa perasaan marah kepada saudara kandung
sesungguhnya dapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada
ketidakmampuan anak untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti
egois. Anak mungkin berusaha untuk menyenangkan orang dewasa yang marah
dengan membawa boneka binatang kesayangan. Setelah usia 2 tahun, anak
membuat konsep tentang dirinya dan rasa kebutuhan untuk merasakan
”semua”.
Piaget menunjukkan dominasi persepsi di atas logika
dengan urutan yang terkenal dari uji coba ”pengawetan”. Dalam salah satu
uji coba, air dituangkan bolak-balik dalam pot yang tinggi dan kecil ke
piring lebar yang lebih rendah, dan anak-anak ditanya mana yang berisi
air lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar (biasanya pot
yang lebih tinggi), bahkan ketika penguji menunjuk bahwa tidak ada air
yang telah diambil atau ditambah. Salah penbgertian demikian
menggambarkan hipotesis tentang perkembangan anak tentang sifat ilmiah
dunia, juga kesulitan mereka dalam menyelesaikan berbagai situasi secara
serentak.
2.4.3 Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa terjadi paling cepat terjadi antara usia 2-5 tahun.
Perbendaharaan kata bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih.
Susunan kalimat meningkat dari ”telegrafi” kalimat dua- dan tiga-kata
sampai penggabungan semua aturan tata bahasa pokok. Mudahnya, antara
usia 2 sampai 5 tahun, jumlah kata-kata dalam kalimat yang khas sama
dengan usia anak (2 pada 2 tahun, 3 pada 3 tahun, dan selanjutnya). Pada
usia 21 bulan sampai 2 tahun, kebanyakan anak menggunakan kalimat
posesif (”ini bola saya”), progresif (”saya sedang bermain”),
pertanyaan, dan kalimatb penolakan. Saat usia 4 tahun, kebanyakan anak
dapat menghitung sampai 4 dan dapat menggunakan kalimat-kalimat lampau,
pada usia 5 tahun, anak dapat menggunakan kalimat-kalimat rencana masa
depan. Anak tidak bisa menggunakan bahasa kiasan, mereka hanya mengerti
arti langsung dari sebuah kata.
Sangat penting untuk
membedakan cara bicara (produksi dari suara yang dapat dimengerti) dan
bahasa, yang berkenaan dengan sikap mental yang mendasari. Bahasa
terdiri dari fungsi ekspresif dan reseptif. Variasi bahasa reseptif
(mengerti) kurang daripada tingkat kemahiran bahasa ekspresif.
Kemahiran
berbahasa secara prinsip tergantung dari input lingkungan. Faktor yang
menentukan ialah jumlah dan variasi cara berbicara kepada anak secara
langsung dan dari seberapa sering orang dewasa bertanya pertanyaan dan
mendorong anak untuk berbicara. Anak yang dibesarkan dalam kemiskinan
menunjukan nilai perkembangan bahasa yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan pada keluarga yang mampu.
Walaupun
pentingnya pemajanan bahasa, banyak ahli bahasa yakin bahwa mekanisme
dasar untuk kemahiran berbahsa ialah ”kabel keras” ke dalam otak. Anak
tidak hanya meniru ucapan orang dewasa. Lebih tepatnya mereka meringkas
aturan tata bahasa yang rumit dari bahasa sekitarnya dengan membuat
hipotesis lengkap dan memodifikasinya terus-menerus. Generalisasi yang
berlebihan, seperti tambahan sembarangan pada bunyi ”s” di akhir kata
untuk membedakan benda tunggal atau bunyi ”ed” untuk bentuk lampau,
memberi bukti adanya aturan-aturan lengkap tersebut.
Bahasa
berhubungan dengan perkembangan kognitif dan emosi. Keterlambatan
berbahasa dapat menjadi indikasi pertama bahwa terjadi retardasi mental
pada anak, mempunyai gangguan spektrum autis, atau diperlakukan kurang
baik. Bahasa memainkan peran penting dalam pengaturan perilaku yang
mula-mula melalui pemahaman anak terhadap permintaan dan batas-batas
orang dewasa dan kemudian melalu ”percakapan pribadi” dimana anak
mengulangi larangan-larangan orang dewasa yang pertama kali didengar dan
kemudian dijiwai. Bahasa juga memungkinkan anak mengungkapkan perasaan,
seperti marah atau frustasi tanpa melampiaskannya, oleh karena itu,
penundaan berbicara anak-anak menunjukkan tingkat temperamen yang lebih
tinggi dan tingkah laku luar yang lain.
Perkembangan bahasa
prasekolah meletakkan dasar untuk keberhasilan berikutnya di sekolah.
Kira-kira 35% anak di Amerika Serikat boleh masuk sekolah yang kurang
dalam kemahiran bahasa yang merupakan prasyarat penambahan kemampuan
membaca dan menulis. Meskipun sebagian besar anak belajar membaca dan
menulis di sekolah dasar, dasar-dasar kemampuan untuk membaca dan
menulis dibina selama tahun-tahun prasekolah. Melalui pengulangan
pemajanan awal pada kata-kata tulisan, anak-anak belajar tentang
penggunaan penulisan ( menceritakan cerita atau mengirimkan
pesan-pesan), dan mengenai bentuknya (kiri ke kanan atas ke bawah).
Kesalahan awal dalam menulis, seperti kesalahan dalam berbicara,
menunjukkan bahwa kemahiran membaca dan menulis merupakan suatu proses
aktif yang melibatkan hipotesis generasi dan revisi.
Buku-buku
bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anak-anak
tentang kata-kata cetak, tetapi juga dalam perkembangan bahasa lisan.
Perbendaharaan kata anak dan bahasa reseptif meningkat ketika orang
tuanya membacakan secara konsisten untuk mereka. Membaca dengan keras
bersama anak merupakan proses yang interaktif dimana orang tua secara
berulang-ulang memfokuskan perhatian anak pada gambar-gambar khusus,
bertanya pertanyaan, dan memberikan timbal balik kepada anak.
2.4.4 Bermain
Bermain
melibatkan proses pembelajaran, aktifitas fisik, sosialisasi dengan
teman sebayanya, dan berlatih peran orang dewasa. Bermain ditandai
dengan penambahan kompleksitas dan khayalan, dari tulisan-tulisan
sederhana yang meniru pengalaman umum seperti belanja dan meletakkan
bayi di tempat tidur (usia 2 atau 3 tahun) ke skenario yang lebih luas
mencakup kejadian tunggal seperti pergi ke kebun binatang atau pergi
berwisata (usia 3-4 tahun untuk menciptakan skenario yang telah hanya
dibayangkan, seperti terbang ke bulan (usia 4-5 tahun). Pada usia 3
tahun, permainan kerja sama tampak pada permainan membangun balok
bersama-sama, kemudian menjadi aktivitas permainan yang lebih teratur,
seperti bermain rumah-rumahan. Bermain juga makin menjadi lebih
beraturan, dari aturan awal mengenai cara meminta (bukannya mengambil)
dan membagi (usia 2 atau 3 tahun) sampai aturan-aturan yang berubah dari
waktu ke waktu menurut keinginan para pemain (usia 4 dan 5 tahun) ke
awal pengenalan aturan-aturan yang relatif tetap.
Bermain juga
membuat anak dapat memecahkan konflik dan kecemasan dan membuat jalan
keluar yang kreatif. Anak-anak dapat melepaskan kemarahan dengan aman
(menampar boneka), meniru kekuatan super (memainkan dinosaurus dan
pahlawan super), dan mendapatkan hal-hal yang ditolak dalam dunia nyata
(membuat percaya teman atau binatang kesayangan). Menggambar, mewarnai
dan akitifitas artistik lain adalah bentuk permainan yang menunjukkan
motivasi kreatif yang lebih jelas. Suara dan emosi yang timbul pada anak
ketika menggambar mencerminkan masalah anak yang penting pada
anak-anak.
Ketidakmampuan untuk membedakan khayalan dan
kenyataan membuat persepsi anak dari apa yang anak lihat pada media,
melalu program atau iklan. Seperempat dari anak mempunyai televisi di
dalam kamarnya dan menonton berjam-jam setiap minggu, dan sebagian besar
yang anak-anak tonton ialah kekerasan. Sikap kekerasan dibentuk saat
awal, dan pajanan kekerasan yang awal telah menunjukkan hubungan dengan
gangguan perilaku kemudian.
Arti bahasa sebagai suatu sasaran
untuk penilaian dan intervensi tidak dapat ditaksir lebih karena peranan
sentralnya sebagai indikator perkembangan kognitif dan emosi dan
sebagai faktor kunci dalam pengaturan tingkah laku dan keberhasilan
sekolah nantinya. Para orang tua dapat mendukung perkembangan emosi
dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan pernyataan perasaan anak
(”kamu tampak marah sekarang”) dan dengan mendesak anak untuk
menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan bukannya
melampiaskannya dengan melakukan sesuatu.
Para orang tua harus
mempunyai waktu yang teratur setiap hari untuk membaca dan melihat buku
bersama-sama anak-anaknya. Program-program yang diberikan dokter anak
melalui buku-buku bergambar bersama dengan pembinaan yang tepat selama
kunjungan-kunjungan perawatan primer adalah efektif dalam membaca dengan
keras, terutama keluarga yang berpenghasilan rendah. Televisi dan media
yang serupa harus dibatasi 2 jam per hari dengan program yang baik, dan
orang tua harus menonton programnya bersama anak dan melakukan
tanyajawab dengan anak setelahnya.
Pemikiran praoperasional
memberi pengertian pengalaman sakit dan pengobatan anak. Anak mulai
mengerti bahwa tubuh mempunyai bagian ”luar” dan ”dalam”. Anak harus
dijelaskan dengan sederhana, penjelasan konkrit untuk prosedur
pengobatan dan diberikan beberapa prosedur bila memungkinkan. Anak harus
dijelaskan secara berulang bahwa mereka itu tidak dimarahi ketika
diberi vaksin atau jarum suntik.
Intensitas imaginasinya yang
mengisi permainan dan pesonanya, pemikiran khas animisme kognisi
praoperasional juga menimbulkan kekuatiran yang kuat. Lebih dari 80%
orang tua melaporkan sekurang-kurangnya 1 kekhawatiran pada anak
prasekolahnya. Tidak mau mandi atau duduk pada toilet dapat timbul dari
ketakutan dimasukkan ke dalam air atau disiram, menggambarkan apresiasi
imatur anak relatif besar. Upaya untuk memperagakan secara rasional
bahwa tidak ada monster dalam kloset sering gagal, karena ketakutan
timbul dari pemikiran yang prarasional. Meyakinkan bahwa orang tua akan
menggunakan kekuatan ajaib untuk membuang monster dengan menggunakan
”semprotan monster” atau lampu malam. Orang tua sebaiknya menangani rasa
takutnya dan memberikan anak rasa untuk mengontrol situasi. Gunakan
alat gambar untuk menggambar orang, untuk menggambar orang yang dianggap
baik bagi si anak, dapat membantu menjelaskan cara pandang anak.
2.4.5 Perkembangan Emosi dan Moral
Tantangan
emosi dalam menghadapi anak prasekolah termasuk keterbatasan penerimaan
sementara mempertahankan rasa pengawasan diri, menimbulkan keagresifan
dan dorongan seksual, dan interaksi dengan lingkungan orang dewasa dan
teman-teman semakin luas. Pada usia 2 tahun pembatasan tingkah laku
terutama eksternal, pada usia 5 tahun, pengontrolan-pengontrolan ini
perlu dikendalikan jika anak harus berfungsi dalam kelas yang khusus.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan ini berdasarkan pada perkembangan
emosi sebelumnya, khususnya kemampuan menggunakan bayangan internalisasi
dari orang dewasa yang dipercayai untuk memberikan rasa aman pada saat
stress. Anak perlu mempercayai diri sendiri terhadap dukungan orang
dewasa untuk mengatasi masalah emosinya.
Anak-anak belajar
apakah tingkah laku dapat diterima dan beberapa kekuatan yang mereka
punyai dalam menghadapi orang dewasa yang penting dalam menguji
keterbatasan-keterbatasan. Uji bertambah ketika ia memperoleh sejumlah
besar perhatian, walaupun perhatian tersebut sering negatif, dan ketika
batas-batas tidak konsisten. Uji sering menimbulkan kemarahan orang tua
atau kekhawatiran yang tidak pada tempatnya karena usaha anaknya untuk
memisahkan, tantangan diberikan orang tua: biarkanlah (letting go).
Keterbatasan yang terlalu ketat dapat melemahkan rasa inisiatif anaknya,
sedangkan keterbatasan yang sangat longgar dapat menimbulkan kecemasan
pada anak yang merasa bahwa tidak ada orang yang mengontrol.
Anak
pada usia ini dapat mengerti bahwa ada halangan untuk mencegah dia di
sekitarnya dan dapat mengekspresikan perasaan, marah, dan frustasi tanpa
memperlihatkannya. Pengawasan merupakan persoalan utama. Ketidakmampuan
dalam mengatur aspek dunia luar, seperti apa yang harus dibeli atau
kapan harus pergi, sering mengakibatkan kontrol interna, yaitu, watak
pemarah. Takut, terlalu lelah, atau ketidaknyamanan fisik dapat juga
menimbulkan kemarahan. Kemarahan biasanya muncul ke arah akhir usia 1
tahun dan puncaknya lazim pada usia antara 2 dan 4 tahun. Kemaraham yang
lebih dari 15 menit atau muncul secara beraturan lebih dari 3 kali per
hari mencerminkan adanya masalah mendasar kesehatan, emosi dan sosial.
Anak-anak
prasekolah biasanya mengalami perasaan sulit terhadap orang tuanya,
cinta yang kuat dan kecemburuan serta kebencian dan ketakutan bahwa
perasaan marah dapat menyebabkan pengabaian. Lingkaran emosi ini,
kebanyakan di luar kemampuan anak untuk menganalisa atau
mengekspresikan, sering menemukan ungkapan dalam suasana hati yang
sangat labil. Penyelesaian ”krisis” ini (proses berlangsung selama
bertahun-tahun) melibatkan keputusan anak yang tidak terucapkan untuk
menyamai orang tua bukannya bersaing dengan mereka. Permainan dan bahasa
memelihara perkembangan pengendalian emosi dengan memperbolehkan
anak-anak mengekspresikan emosi dan memainkan peran.
Rasa
ingin tahu tentang alat kelamin dan organ seksual orang dewasa adalah
normal sebagaimana masturbasi. Masturbasi yang mempunyai kualitas
mendorong (kompulsif) atau yang mengganggu aktivitas normal anak,
berpura-pura berhubungan seksual pada permainan boneka atau dengan
anak-anak lain, kesopanan yang ekstrim, atau meniru tingkah laku gairah
orang dewasa, semuanya memberi kesan kemungkinan penyiksaan seksual.
Kesopanan muncul secara bertahap pada anatar usia 4-6 tahun, dengan
banyak variasi tergantung budaya dan keluarga. Orang tua harus
mengajarkan kepada anaknya tentang daerah ”pribadi” sebelum masuk
sekolah.
Pemikiran moral dibatasi oleh tingkat kognitif anak
dan kemampuan bahasa, namun membangun jati diri anak secara
terus-menerus dengan orang tuanya. Pada awal sebelum ulang tahun kedua,
perasaan anak terhadap benar atau salah berpegang pada hasrat untuk
mendapatkan persetujuan dari orang tuanya dan menghindari konsekuensi
yang negatif. Perasaan hati anak dipengaruhi oleh pengaruh eksternal,
anak belum dapat mengerti dalam diri mereka aturan sosial dan rasa
keadilan. Setiap waktu, ketika anak diberikan nasehat dengan orang
tuanya, kata-kata menggantikan perilaku yang agresif. Pada akhirnya,
anak dapat menerima tanggung jawabnya sendiri. Perbuatan dapat terjadi
disebabkan oleh kerugian, bukan karena suatu maksud. Respon empati
kepada orang lain yang distress muncul selama tahun kedua kehidupan,
namun kemampuan untuk memikirkan cara pandang anak lainnya masih
terbatas. Pada anak 4 tahun akan mengakui pentingnya untuk mengambil
giliran, namun akan komplain jika ia tidak mendapat waktu yang cukup.
Aturan cenderung absolut, dengan rasa bersalah sebagai akibat dari
perbuatan yang salah, tanpa mengabaikan suatu maksud.
2.4.6 Keterlibatan Orang Tua Dan Dokter Anak
Pentingnya
anak prasekolah mengontrol perasaan terhadap tubuh dirinya dan
sekitarnya mempunyai maksud di dalam segi praktis. Mempersiapkan anak
tentang bagaimana proses pemeriksaan akan menenangkan hati anak. Katakan
pada anak apa yang akan dilakukan, namun jangan meminta izin kecuali
pemeriksa siap dengan jawaban ”tidak”.
Pemeriksaan anak usia 4
atau 5 tahun harus menghibur, berdasarkan kemampuan anak untuk
berkomunikasi, sebagaimana rasa ingin tahunya yang besar. Dokter harus
menyadari bahwa setiap anak biasanya sulit untuk diperiksa. Bimbingan
menegaskan harapan yang cukup untuk perkembangan perilaku dan emosi dan
maksud normal orang tua merasa marah, bersalah, dan bingung merupakan
bagian dari pemeriksaan pada usia ini. Memberikan anak berbagai pilihan
(semua pilihan yang dapat diterima orang tua) dan mendorong kebebasan
anak dalam aktivitas merawat tubuh (makan, memakai baju, mandi) dapat
mengurangi konflik yang terjadi.
Hukuman jasmani tidak tepat
pada konteks keluarga zaman modern sekarang ini. Orang tua biasanya
menyatakan bahwa mereka tidak suka menampar, dan banyak yang menyatakan
hal ini tidak efektif. Saat anak mempunyai kebiasaan untuk ditampar,
orang tua harus memukul lebih keras untuk mendapatkan respon yang cukup,
ini dapat mengakibatkan cedera yang serius. Hukuman yang cukup keras
mungkin dapat menghambat setiap tingkah laku tetapi dengan resiko
psikologis yang besar. Anak-anak memperolok-olok hukuman badan yang
mereka terima dan ini merupakan hal yang tidak jarang untuk anak-anak
umur prasekolah memberontak kepada orang tuanya. Meskipun menampar
merupakan hukuman yang keras, beberapa yang mempergunakan ini, untuk
membuat perubahan perilaku, disiplin merupakan metode yang membuat anak
mengontrol dalam dirinya untuk berperilaku. Cara disiplin alternatif
harus ditawarkan, seperti ”hitung mundur”, dengan duduk di dalam
ruangan, komunikasi aturan yang jelas, dan beberapa kali menyetujui
anak.
2.4.7 Nutrisi Pada Anak Pra Sekolah
Anak-anak
dan remaja dianjurkan untuk mengurangi lemak dan produk susu, namun
tidak boleh dikurangi pada anak di bawah 2 tahun, karena susu merupakan
sumber utama lemak, dan merupakan sumber energi utama pada anak usia di
bawah 2 tahun. Banyak produk makanan mengandung lemak rendah yang
tersedia, dan penggunaan makanan tersebut tergantung dari orang tua yang
merawat anak usia toddler. Variasi makanan rendah lemak dianjurkan pada
anak yang lebih tua, dan ini dianjurkan untuk asupan lemak jenuh dan
total untuk usia 2 sampai 5 tahun.
Pemberian nutrisi pada anak
pra sekolah ialah dengan diet seimbang. Menyajikan makanan porsi
sedikit supaya anak dapat meminta lagi, berikan anak makan saat makan
keluarga sehingga anak mempunyai kesempatan untuk berbicara. Membatasi
asupan produk gula dan garam, dan anak dapat diberikan makanan kudapan
yang sehat diantara waktu makan (buah-buahan dan sayuran segar).
Anak
usia prasekolah harus memulai untuk mempunyai pola makan yang sehat,
yang dapat mencegah perkembangan penyakit yang kronis ketika dewasa.
Orang tua mempunyai peran utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan
pola makan anak biasanya meruapakan cerminan dari pola makan orang
tuanya. Mengingatkan orang tua bahwa selera makan anaknya itu bersifat
fluktuatif setiap harinya. Orang tua harus menyediakan makanan sehat
yang bervariasi dan membiarkan anaknya untuk memutuskan makanannya.
namun, anak tidak dapat memilih diet seimbang kecuali pilihan makanan
bernutrisi yang ditawarkan pada mereka, makanan kudapan yang manis dan
makanan kudapan tinggi kalori lainnya tanpa nilai nutrisi sebaiknya
diberikan secara jarang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan
dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan
serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk
jaringan syaraf dan otak yang kompleks yang akan sangat mempengaruhi
segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal
huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita pula,
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta
dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga
setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi
apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber
daya manusia dikemudian hari.
3.2 Saran
Semoga
makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami mengharapkan kritik
dan saran agar makalah kami kedepannya akan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/referat-tumbuh-kembang-anak-usia-1-5.html.
http://adeniaroom.blogspot.com/2009/05/tahapan-perkembangan-anak-usia-0-5.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar