Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
1.
Ike
Nurjannah 5. Tariani Kartika S
2.
Sesti
Listami 6. Novika Anggraeni
3.
Revy
Sefriani 7. Melsa Triani
4.
Ricca
Lestari 8.Dwi Indriani
9. Mialiemi
Tingkat :
I.B
Mata Kuliah : KDPK
Dosen Pembimbing : Khairunnisyah, S.Kep
AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena
sampai saat ini kita masih di berikannya kesehatan, Sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan tugas makala ini yang ber judul “MEKANISME BUANG AIR BESAR
(BAB) & MEKANISME BUANG AIR KECIL (BAK)” dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca mencari
tugas dan menambah ilmu tentang kesehatan khususnya untuk .
Kami sadar bahwa makala ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu keritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan.
Agar pada pembuatan makala selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang.
Penulis,
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................
Kata Pengantar................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... i
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
ii
1.3 Tujuan........................................................................................
ii
1.4 Manfaat...................................................................................... ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme BAB dan
Mekanisme BAK..................................... 1
2.2 Mekanisme Buang Air
Besar (BAB).......................................... 1
2.3 Mekanisme Buang Air
Kecil (BAK)........................................... 3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................
7
3.2 Saran.........................................................................................
7
Daftar Pustaka.................................................................................
8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buang air besar (biasanya
disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran berupa tinja atau feses melalui anus yang telah
disimpan sementara dalam rectum, baik berbentuk padat atau setengah-padat yang
berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Lubang anus terdiri atas otot
sfingter yang berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik dibagian bawah. Manusia
dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali
dalam beberapa hari.
Tetapi bahkan dapat mengalami
gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat
berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan
oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang
lebih besar.
Buang air kecil (biasa
disingkat menjadi BAK) atau sistem perkemihan yang dimiliki manusia pada pria
dan wanita hanya sedikit berbeda, sebagian besar berkaitan dengan struktur
genetalia eksterna. Fungsi sistem kemih pada pria dan wanita juga pada dasarnya
sama. Namun, sistem ginjal dapat mengalami stres berat karena kehamilan,
sebagian karena kedekatan letaknya dengan organ reproduksi.
Bidan perlu mengetahui dasar –
dasar fisiologi ginjal agar dapat memahami perubahan yang terjadi di sistem
ginjal selama kehamilan dan bagaimana perubahan tersebut memengaruhi keadaan
umum wanita. Sebagai contoh yang mengalami perubahan tidak saja pengaturan dan
retensi cairan, tetapi juga ekskresi glukosa dan zat lain. Ekskresi obat
melalui ginjal mungkin dipengaruhi oleh kehamilan sehingga pengobatan jangka
panjang perlu diubah. Efektivitas obat mungkin berkurang dan diperlukan
perubahan dosis obat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan
rumusan masalah yang kami hadapi yaitu sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan BAB dan
BAK?
b. Dan bagaimana pula mekanisme yang
terjadi pada BAB dan BAK?.
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu BAB dan BAK.
2.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme BAB dan BAK manusia pada pria dan
wanita.
Selain dari pada itu makalah ini juga ditujukan
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Pembimbing..
1.4 Manfaat
Manfaat bagi penulis :
- Menambah daya kreativitas penulis.
- Menambah wawasan penulis tentang Mekanisme Buang Air Besar (BAB) dan Mekanisme Buang Air Kecil (BAK).
Manfaat bagi pembaca :
- Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Mekanisme Buang Air Besar (BAB) dan Mekanisme Buang Air Kecil (BAK).
- Pembaca dapat memahami tentang Mekanisme Buang Air Besar (BAB) dan Mekanisme Buang Air Kecil (BAK).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme Buang Air Besar (BAB) &Buang Air Kecil (BAK)
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM )
Buang air besar (biasanya
disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran berupa tinja atau feses melalui anus yang
telah disimpan sementara dalam rectum, baik berbentuk padat atau setengah-padat
yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Lubang anus terdiri atas
otot sfingter yang berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik dibagian
bawah. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu
hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan
yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali
dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya
hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih
besar.
Buang air kecil (biasa
disingkat menjadi BAK) atau sistem perkemihan yang dimiliki manusia pada pria
dan wanita hanya sedikit berbeda, sebagian besar berkaitan dengan struktur
genetalia eksterna. Fungsi sistem kemih pada pria dan wanita juga pada dasarnya
sama. Namun, sistem ginjal dapat mengalami stres berat karena kehamilan,
sebagian karena kedekatan letaknya dengan organ reproduksi.
2.2 Mekanisme Buang
Air Besar (DEFEKASI)
Bila pergerakan massa mendorong feses masuk ke
dalam rectum, segera timbul keinginan untuk defekasi, termasuk refleks
kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus.Pendorongan massa feses yang terus
menerus melalui anus dicegah oleh konstriksi tonik dari sfingter ani internus,
penebalan otot sirkular sepanjang beberapa sentimeter yang terletak tepat di
sebelah dalam anus, dan sfingter ani
eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunteer yang mengelilingi sfingter
internus dan meluas ke sebelah distal.
Refleks Defekasi
Biasanya, defekasi ditimbulkan oleh refleks
defekasi. Satu dari refles-refleks ini adalah Refleks Intrinsik yang
diperantarai oleh sistem saraf enteric setempat di dalam dinding rectum. Hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila feses memasuki rectum, distensi
dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus
mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam kolon desenden,
sigmoid, dan rectum, mendorong feses kea rah anus. Sewaktu gelombang
peristaltic mendekati anus, sfingter ani eksternus juga dalam keadaan sadar,
dan berelaksasi secara volunteer pada waktu yang bersamaan, terjadilah
defekasi.
Refleks defekasi mienterik intrinsic yang berfungsi dengan
sendirinya secara normal bersifat relative lemah. Agar menjadi efektif dalam
menimbulkan defekasi, refleks biasanya harus diperkuat oleh refleks defekasi
jenis lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis yang melibatkan segmen sacral
medulla spinalis. Bila ujung-ujung sraf dalam rectum dirangsang, sinyal-sinyal
dihantarkan pertama ke dalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks
kembali ke kolon desenden, sigmoid, rectum dan anus melalui serabut-serabut
saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus. Sinyal-sinyal parasimpatis ini sangat
memperkuat gelombang peristaltik dan juga merelaksasikan sfingter ani internus,
dengan demikian mengubah refleks defekasi mienterik intrinsic dari suatu usaha
yang lemah menjadi suatu proses defekasi yang kuat, yang kadang efektif dalam
mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari fleksura splenikus kolon sampai ke
anus.
Sinyal-sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis
menimbulkan efek-efek lain, seperti mengambil nafas dalam, penutupan glottis,
dan kontraksi otot-otot dinding abdomen untuk mendorong isi feses dari kolon
turun ke bwah dan pada saat yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis mengalami
relaksasi ke bawah dan menarik ke luar cincin anus untuk mengeluarkan feses
Bila keadaan memungkinkan untuk defekasi, refleks defekasi
secara sadar dapat diaktifkan dengan mengambil napas dalam untuk menggerakkan
diafragma turun ke bawah dan kemudian mengontraksikan otot-otot abdomen untuk meningkatkan
tekanan dalam abdomen, jadi mendorong isi feses ke dalam rectum untuk
menimbulkan refleks-refleks yang baru. Refleks-refleks yang ditimbulkan dengan
cara ini hampir tidak seefektif seperti refleks yang timbul secara alamiah,
karena alasan inilah orang yang terlalu sering mengambat refleks alamiahnya
cenderung mengalami konstipasi. Selama buang air besar, otot dada, diafragma,
otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti
sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi
tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang
dipompa menuju jantung meninggi.
Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar.
Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot
sphinkter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang
(menyebabkan diare, kematian, dan faktor faal dan saraf).
2.3 Mekanisme Buang Air
Kecil (BAK) / Perkemihan
System Perkemihan
Sistem perkemihan
terdiri atas dua ginjal,yang menghasilkan urine, dua ureter yang berjalan dari
ginjal ke kandung kemih (buli-buli, vesika urinaria),yang menerima dan
menyimpan urine, dan uretra yang merupakan saluran keluarurine ke eksterior.
Ginjal
Ginjal memiliki
banyak fungsi selain menghasilkan urine. Ginjal terletak di dinding posterior
ronggan abdomen, satu ditiap-tiap sisi kolumna vertebra setinggi vertebra
torakalis dan lumbalis. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari pada
ginjal kiri karena hubungannya dengan hati. Setiap ginjal memiliki panjang
sekitar 10cm, lebar 6,5cm dan tebal sekitar 3cm. setiap ginjal memiliki berat
100gram, kecil apabila dibandingkan dengan massa tubuh total, tetapi menerima
sekitar 25% dari curah jantung. Pasokan darah ginjal berasal dari aortamelalui
arteri renalis dan kembali ke vena cava inperior melalui vena renalis.
Tiap-tiap ginjal
terbungkus oleh kapsul fibrosa dan memiliki dua lapisan berbeda : korteks yang
coklat kemerahan yang mendapat banyak darah,dan medulla dibagian dalam yaitu
tempat ditemukannya suatu fungsional ginjal yaitu neftron.
Nefron
Setiap ginjal
memiliki sekitar sejuta nefron, yang masing-masing panjangnya sekitar 3cm.
Nefron adalah tubulus yang tertutup di suatu ujung dan terbuka ke duktrus
koligentes (collecting duct) di ujung
yang lain. Terdapat dua jenis nefron yaitu nefron korteks dan nefron
jukstaglomerulus. Produksi urin tergantung 3 tahap : filtrasi sederhana,
reabsorpsi selektif, dan sekresi.
Filtrasi
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding
semipermeabel glomerulus dan kapsul glomerulus. Air dan molekul kecil masuk ke
nefron sedangkan sel darah, protei dan molekul besar lainnya tertahan di darah.
Isi kapsul browman disebut sebagai “filtral glomerulus” dan kecepatan
pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrat glomerulus” (glomerular
filtration rate), GFR. Ginjal membentuk sekitar 180 litter cairan encer setiap
hari (GFR sekitar 125 ml/mnt)sebagian besar cairan ini secara selektif
direabsorbsi sehingga volume akhir urine yang di bentuk adalah sekitar
1-1,5/hari
Reabsorbsi selektif
Filtrate glomerulus diarbsorbsi dari bagian lain nefron
ke kapiler sekitarnya. Tubulus kontrektus froksimalis merupakan bagian yang
paling lebar dan panjang nefron keseluruhan(sekitar 1,4 cm panjangnya). Sel
yang melapisi bagian dalam bagian ini mengandung sejumlah besar mitokondria
untuk menghasilkan energy untuk menjalankan transfortasi aktif karena sebagian
besar reabsorbsi filtrate glomerulus berlangsung disini. Glukosa dan asam amino
direabsorbsi secara total. Sedangkan reabsorbsi zat sisa umumnya inklompet.
Sekresi
Sebagian zat sisa mungkin
secara aktif diangkut secara langsung kedalam tubulus dari kapiler darah di
sekitarnya. Zat ini mencangkup ion hidrogen dan kalium, kreatinin, toksin, dan
obat. Sel tubulus ginjal menyintesis sebagian zat, misalnya ion amonia dan
peptide, yang disekresikan ke dalam filtrate.
Ureter
Ureter, yaitu
saluran dengan panjang sekitar 25-30cm dan garis tengah 3 mm, mengangkut urine
dari ginjal kekandung kemih. Dari setiap ginjal duktus koligentes menyalurkan
isinya ke pelvis ginjal, yang kemudian disalurkan ke ureter. Dinding pelvis
ginjal mengandung otot polos, yang
memiliki aktivitas intristik (yaitutidakdi kontrol oleh saraf), dan
menghasilkan gelombang kontraksi peristalsis setiap 10 detik. Gelombang
koontraksi ini mendorong urine sepanjang ureter ke kandung kemih. Setiap ureter
juga dilapisi oleh otot polos.
Kandung Kemih
Kandung kemih juga
terdiri atas otot polos dan berfungsi sebagai penampung urine. Kandung kemih
dikosongkan secara intermiten dibawah pengaruh kesadaran. Reseptor regang
didalam otot dan trigonum menghasilkan sinyal yang mengisyaratkan bahwa kandung
kemih sudag penuh. Kapasitas normal kandung kemih sekitar 700-800 ml; namun,
keinginan alami untuk berkemih sudah muncul apabila jumlah urine dalam kandung
kemih mencapai sekitar 300 ml.
Karena terletak di
bawah uterus, kapasitas kandung kemih terganggu oleh uterus yang sedang tumbuh
pada masa hamil. Kemudian, setelah uterus yang hamil menjadi organ abdomen,
tekanan pada kandung kemih berkurang. Akhirnya, pada akhir masa kehamilan,
kapasitas kandung kemih kembali terganggu karena bagian terbawah janin masuk,
menempati ruang di dalam rongga panggul sejati.
Uretra
Urine dikeluarkan
melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretrapria: hanya 4 cm panjangnya
dibandingkan dengan panjang sekitar 20cm pada pria. Perbedaan anatomis ini menyebabkan
insiden infeksi saluran kemih asendens lebih tinggi pada wanita. Dengan
demikian, hitung koloni yang lebih daripada 100.000 sel bakteri permiliter
urine diangagap bermakna patologis. Sfingter internal bagian atas, di tempat
keluar dari kandung kemih, terdiri atas otot polos dan di bawah pengendalian
otonom. Sfingter eksternal adalah otot rangka dan berada di bawah pengendalian
volunteer. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda sebagai saluran untuk urine
dan spermatozoa, melalui koitus.
Urine
Urine memiliki
berat jenis 1010-1030 dan biasanya asam. Volume dan konsentrasi akhir urea dan
zat terlarut bergantung pada asupan cairan. Tidur dan aktivitas otot juga
menghambat produksi urine. Warna kuning gading disebabkan oleh urobilin, yaitu
pigmen empedu. Urine memilki bau khas, yang bila segar tidak terlalu berbau.
Bau atau kekeruhan biasanya menunjukkan infeksi.
Pengendalian berkemih
Berkemih (miksi,
urinasi) adalah respons terkoordinasi yang disebabkan oleh kontraksi dinding
otot kandung kemih, relaksasi refleks sfingter internal uretra, dan relaksasi
volunter sfingter eksternal. Respons ini dibantu oleh peningkatan tekanan
dirongga panggul karena diafragma menurun dan otot abdomen berkontraksi.
Peregangan berlebihan kandung kemih menimbulkan rasa nyeri dan dapat
menyebabkan relaksasi involunter sfingter eksternal sehingga terjadi
inkontinensia dan tumpahnya urine. Tonus sfingter ini juga dipengaruhi oleh
rangsangan psikologis (missal: terbangun atau siap meninggalkan rumah) dan
rangsangan eksternal (missal: suara air atau perasaan di toilet). Setiap faktor
yang meningkatkan tekanan intra abdomen dan intravesika (missal: tertawa atau
batuk) yang melebihi tekanan penutupan uretra dapat menyebabkan inkontinensia
stress (stress incontinence).
Penimbulan urine
meningkatkan tekanan dinding kandung kemih, merangsang reseptor regang kandung
kemih, yang menyalurkan impuls sensorik parasimpatis ke otak sehingga timbul
kesadaran (akan keadaan ini). Namun, terdapat inhibisi desendens sadar terhadap
refleks kontraksi kandung kemih dan relaksasi sfingter eksternal. Masuknya
urine kedalam uretra menyebabkan iritasi dan merangsang reseptor regang yang
memperkuat jalur sensorik sewaktu kandung kemih penuh. Berkemih ditunda sampai
tempat dan waktu yang layak. Inhibisi refleks spinal dan kontraksi sfingter
eksternal ini dipelajari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu
tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran berupa tinja
atau feses melalui anus yang telah disimpan sementara dalam rectum, baik
berbentuk padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk
hidup.
Buang air kecil (biasa disingkat menjadi BAK) atau sistem perkemihan yang
dimiliki manusia pada pria dan wanita hanya sedikit berbeda, sebagian besar
berkaitan dengan struktur genetalia eksterna. Fungsi sistem kemih pada pria dan
wanita juga pada dasarnya sama. Namun, sistem ginjal dapat mengalami stres
berat karena kehamilan, sebagian karena kedekatan letaknya dengan organ
reproduksi.
3.2 Saran
Untuk pembaca :
Di harapkan kritik dari
pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi
Untuk penulis :
Diharapkan penulis mampu
meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan makalah ataupun karya tulis serta
dapat menarik minat pembaca.
Daftar Pustaka
Guyton, Arthur
C. Hall, John E. 2007. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Murray, Robert
K. Granner, Daryl K. Mayes, Peter A. Rodwell, Victor W. 2003. Harper’s
Illustrated Biochemistry, Twenty-Sixth Edition. New York: Mc. Graw Hill.
http://id.wikipedia.org/wiki/Buang_air_besar Diakses pada tanggal 30 Mei 2010 pukul 19.05 WIB
Illingworth PJ, Jung RT,Howie PW, Leslie P,
Isles TE. Diminution in energy expenditure during lactation. British Medical Journal 292:437-442,
1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar